i just wanna drop some words

Pengen banget sebenernya menyapa dirinya. Ingin tahu kelanjutan kabar tugasnya. Tapi….aku takut mengganggu dirinya, yang pasti sedang sibuk dengan pekerjaan dan tugasnya. Ah…..sudahlah, simpan saja semua rasa penasaran ini. Tak perlu tahu apa kabarnya. Karena toh, aku, juga tidak bisa punya andil apa-apa di dalamnya.

keep fighting!!!!

Aku bukanlah orang yang suka adu pendapat. Sama sekali gak suka. Apalagi marah, wah….dihindari sekali deh sikap yang satu ini. Pengalaman masa kecil membuat saya sangat berhati-hati dalam bersikap pada orang lain. Sebisa mungkin menghindari perdebatan yang menyebabkan saya kesal dan naik darah. Begitu tahu emosiku tinggi, aku memilih melarikan diri sampai emosi stabil.

Tapi kalo aku benar, kenapa aku harus mundur? Kenapa aku harus mengalah untuk sesuatu yang salah dan merugikanku? Hanya memenangkan ego seseorang? Kalo kepentingan dan hakmu diinjak-injak atau dipangkas apakah kamu masih mau tinggal diam? Ini bukan saatnya menghindari konflik seperti biasanya. Ini hanyalah keadilan yang harus kuperjuangkan. Tidak hanya untukku, tapi juga untuk prinsip yang sesungguhnya. Prinsip jujur dan memperlakukan semua orang setara. So….keep fighting. Allah punya berbagai cara untuk mengajarkan kita mengenai banyak hal. Dan kejadian ini adalah cara Allah untuk mengajarkan kesabaran, kekuatan, ketangguhan, tapi harus tetap bersahaja dan menghormati peraturan yang ada. 🙂

random

mendadak pengen nangis 😦 Duh….ini pasti imbas karena lagi sensi deh….

gagal move on?????

Saya paling gak suka kalo dibilang gagal move on. Kata siapa saya gagal move on? Saya cuma belum berhasil move on (lah apa bedanya? :D) Gagal dan belum berhasil, punya perbedaan makna. Kalo gagal tuh, terkesan sama sekali gak berhasil. Tapi kalo belum berhasil, berarti suatu saat akan berhasil. 😀 Setuju?

Jalanin aja lah. Begitu selalu yang kudengung-dengungkan dalam pikiranku. Semua ada saatnya kok. Tapi terkadang ada terselip rasa lelah dan bosan sama kondisi ini. Lo mau kayak begini terus? Lo mau terperangkap dalam sandiwara ini terus? Gak mau coba episode yang lain? Kesempatan yang udah diberikan banyak. Tapi kenapa lo terkesan stuck di sini?

Sebelah sisi hatiku memang berpikir seperti di atas. Tapi sisi yang lain berpikir berbeda. Lo sih gak pernah tahu apa rasanya kayak begini. Posisi begini nih gak enak…..banget. Lo udah gak punya harapan, lo ngerti itu. Lo juga udah gak berharap. Tapi kenapa lo seperti stuck, lo juga ga tahu alasannya apa. Gue cuman yakin satu hal, Allah punya rencana lain buat gue. Rencana terindah, yang mungkin gue sendiri tidak pernah membayangkan sebelumnya.

-eh….eh ini bukan suara hati saya lho-

Tidak ada istilah gagal move on. Yang ada hanya belum berhasil. 😀

persepsi taurus tentang uang

Kali ini aku ingin membagi sedikit persepsiku sebagai seorang taurus tentang uang. Sudah seringkali aku membaca mengenai astrologi tentang berbagai hal. Awalnya sih aku gak percaya. Ada seorang teman yang bilang “Seorang Taurus tuh perhitungan banget ama uangnya. Malah cenderung pelit.” Ah….masa sih? Aku Taurus, dan aku gak merasa seperti itu. Aku bukanlah orang yang menilai kebahagiaan dari berapa banyak uang yang aku punya. Tapi seberapa senang aku menjalani hidup yang aku punya. Walaupun tidak bisa dipungkiri, uang memang menjadi salah satu alat untuk membeli berbagai kebutuhan hidup kita, baik yang bersifat pokok, maupun untuk kesenangan belaka. Tapi….ya….kebutuhan harus disesuaikan dengan kemampuan dong. Kalo mampunya beli sepatu yang harganya menengah, yah…jangan dipaksain beli sepatu yang mewah. Kalo kuatnya naik bus, yah….jangan dipaksain untuk naik taksi ke mana-mana. Dan lagi aku juga bukan tipe orang yang ngoyo cari uang. Entah karena merasa belum butuh, karena hingga saat ini masih tinggal bersama orang tua, atau karena sebab lain. Yang jelas, uang dari hasil bekerjaku saat ini hanyalah efek samping. Aku belum mencapai tahap saya butuh uang, karena itulah saya bekerja.

Tapi ternyata….tanpa kusadari aku memang seperti taurus yang dibilang temanku itu. Perhitungan banget soal uang. Yup….ternyata pertanyaan itu bener banget. Setiap uang yang kukeluarkan bener2 kuperhitungkan. Aku mencatat pengeluaranku setiap bulannya. Aku membeli barang2 dengan uangku, yang memang aku butuhkan. Kalo barang itu kubeli untuk kesenangan, ya memang harus benar2 aku senangi. Hingga terkadang aku seperti pelit untuk diriku sendiri. Kalo aku merasa barang itu tidak begitu penting, aku tidak akan memaksa membeli. Aku tahan keinginan membeli itu. Padahal kalo untuk memberi orang lain, aku malah tidak pelit. Mau ngasi kado untuk orang lain? Ya….kasih yang kualitas bagus dong. Masa ngasi orang yang jelek. Malu!! Aku tidak segan kok membantu orang lain, selama aku memang mampu.

Agak kontradiktif memang ya. Aku perhitungan soal uang, terlihat pelit untuk diri sendiri, padahal untuk orang lain aku bisa memberi yang terbaik. Kalo saat ini uang yang kudapat hanyalah efek samping dari pekerjaan yang kulakukan, untuk ke depannya….hm….aku tetap ingin uang yang bekerja untukku. 🙂