Archive for February, 2010

24
Feb
10

Sendiri

Melangkah dalam sunyi. Menikmati sepinya malam ini. Sendirian……

Terlambat kalau dia merasa sendirian baru sekarang ini, karena aku sudah merasakan hal itu sejak berbulan-bulan yang lalu. Dan aku tidak mengeluhkannya……tidak boleh mengeluh lebih tepatnya.

Sekarang rasa sendirian itu masih ada, tapi toh aku tidak punya tenaga untuk melawan. Hanya ingin menjalani semuanya dengan sepenuh hati.

Sendirian? So what gitu loh??

21
Feb
10

Hari ini….setahun yang lalu….

Hari ini….setahun yang lalu…..

Gak tahu harus senang atau gak kalo ingat apa yang terjadi di tanggal hari ini setahun yang lalu. Gak mau kuingat sebenarnya. Tapi……bayang itu ternyata masih ada di sini. Hanya mencoba membuang itu semua, dan mengganti dengan bayang baru yang bisa menutup semua masa lalu.

Hahhh…….pasti ada maksudnya lah ALLAH memberikan semua anugerah ini. Semua pengalaman ini, yang tidak pernah bisa kubayar dengan uang berapapun jumlahnya. Semua pengalaman yang telah mengajarkan aku banyak hal. Dan juga telah mengubah aku kembali menjadi aku yang dulu. Aku yang lebih senang sendiri, diam, dan cenderung gak mau pusing sama urusan orang lain. Aku yang lebih cuek sama sekelilingku. Bukannya gak perhatian, tapi memang cuek dan memilih tidak mau terlibat dengan apa yang bukan urusannya sendiri.

Udah ah…..bingung mau nulis apa….. Masih untung hari ini aku gak “terkurung” pada kenangan di masa itu. Hm…..sudahlah…..semua akan ada waktunya. Akan ada waktunya hingga aku sadar, kalau selalu ada alasan dan ada rahasia ALLAH atas segala kejadian…..

14
Feb
10

the best i can do

Aku sudah berusaha melalukan yang terbaik. Tapi kalo itu juga masih tidak berkenan, yah….bukan salahku kan? Cuman ini yang bisa aku lakukan. Tinggal bersabar menunggu hasilnya. Walau entah sampe kapan aku harus menjalani ini semua. Hanya dengan berbekal sabar, aku bisa melewatinya. Semakin aku ingin cepat selesai, semakin akan terasa lama waktu yang aku tempuh.

Walau sudah berusaha sebaik-baiknya, toh cuman basa-basi semata yang aku terima. Sudah tidak ada lagi terima kasih dan senyum tulus itu. Gak perlu lah, aku cuman perlu senyum tulus dan ucapan terima kasih dari Tuhan. KArena cuman Dia yang dapat membalas semua yang sudah kulakukan. Kalau saat ini orang itu belum sadar juga, biar nanti Tuhan yang menyadarkannya. Tuhan sangat tahu bagaimana cara yang tepat untuk menyadarkan seseorang mengenai kondisinya.

That was the best i can do…… Did you realize that?

13
Feb
10

Pacar vs sahabat

Kenapa aku tulis kayak gitu judulnya?

Waktu dulu, ketika masih punya pacar, si pacar adalah prioritas kedua setelah keluarga saat weekend. Tapi sahabat-sahabatku juga masuk ke prioritas kedua ketika weekend. Nah lho?? Terus gimana dong? Siapa yang lebih penting? 🙂 Itu karena mereka sama pentingnya di mataku. Tinggal gimana pertimbangannya aja secara situasional. Bisa bilang kayak gitu untuk masalah prioritas, tapi bisa jadi lain ceritanya kalo denger cerita yang satu ini.

Dulu si mantan pacar pernah minta aku beli HP esia. Tapi terus aku jelasin kalo aku mau beli CDMA lain, tapi bukan esia. Pengen beda aja dari orang lain. ha…..ha Untuk beli HP-nya aja surveynya udah lamaaaaaa……buanget!! Mungkin sok-sok banyak pertimbangan, mau cari yang optimal. Walaupun dia udah berkali-kali nyuruh beli HP CDMA, tapi aku masih tetep aja belum beli-beli. Sampe akhirnya kita udah keburu putus, sebelum aku beli HP CDMA. So?? Ya udahlah, akhirnya gak kepikiran lagi tuh mau beli HP CDMA. Toh….udah ga ada yang perlu ditelpon lama2 lagi kan? he…..he

Kemarin, salah seorang sahabat minta aku beli esia. Walaupun mereka tahu alasannya kenapa aku gak beli tuh hp sampe sekarang. Tapi kali ini mereka minta aku beli, supaya aliran per-gosipan bisa tetep lancar berjalan walaupun kami harus terpisah oleh jarak yang yah…..sebenernya cuman 5 km, tapi…..bisa sampe beberapa bulan gak ketemu. Yang dulu ketemu setiap hari, sekarang harus dipisahkan oleh waktu, jarak, kesibukan, jadinya faktor HP sangat penting ya. Jadi?? Dengan satu kata tegas, dan tidak ada ragu yang ada di hati, aku menjawab,”Iya, Anna, aku bakal beli esia. Ini demi kalian semua.” 🙂

Terus satu pertanyaan sempet timbul di hati, kenapa dulu ketika si mantan yang minta susah banget ya mau beli hp esia? Tapi sekarang ketika yang minta sahabatku, dengan tegas dan tanpa ragu aku bisa jawab, “iya aku beli!” Kenapa bisa begitu ya? Padahal di mataku, mereka selalu berada dalam tingkat prioritas yang sama….. 🙂

08
Feb
10

Mundur teratur….

Sudah saatnyakah untuk mundur teratur??

Itu yang terbayang olehku kemarin. Setelah pertemuan yang menyenangkan itu, dengan semua kenangan yang akan kubawa hingga nanti, sepertinya sudah saatnya untuk menyadari kedudukanku saat ini. Tuhan sudah memberikan kesempatan yang lebih dari cukup. Dan rasanya aku sudah menggunakan kesempatan itu seoptimal mungkin. Optimal, tapi tidak berarti harus maksimal.

Sekarang, lebih tepatnya kemarin, aku sadar bahwa mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk mundur. Mundur secara perlahan, tapi pasti. Walaupun entah, apakah mungkin ini bisa kulakukan. Memberikan kesempatan pada orang lain untuk menempati kedudukanku sebelumnya. Toh, sudah ada yang mau kok, dengan sukarela. Kalo memang itu lebih baik, kenapa tidak? Walau pasti akan ada perasaan iri, tapi tak apalah asal aku bisa melihat orang lain bahagia. Biar aku yang merasakan sakitnya, asal bisa melihat orang lain senang. Itu udah lebih dari cukup buatku.

Saat ini, aku hanya ingin memberikan dukungan yang (lagi-lagi) optimal kepada dia. Di kala susah, aku gak mau meninggalkannya begitu saja. Walau aku pernah merasakan “sakit” karena dia, tapi aku tetap akan membantu semampuku. Entah apa motivasiku hingga sejauh ini. Memang ikhlas karena hanya mengharap ridho-Nya? Atau ada udang di balik bakwan (he….he)? Aku juga tidak tahu. Atau lebih tepatnya aku tidak mau mencari tahu. Biarlah semua tetap seperti ini, sampai Tuhan memutuskan lain untukku.

So, sudah siapkah untuk mundur teratur??

07
Feb
10

I’m stuck….

Stuck di satu titik, susah bener mau maju. Padahal di depan sana jalan sudah terbentang luas dan siap dilalui. Dengan berbagai rintangan, hambatan, kemudahan dan peluang yang ada, gak ada deh tuh kata GAK BISA. Karena aku harus bisa.

It’s time to move on…..with my new phase of my life

01
Feb
10

Makhluk egois??

Baru kali ini aku bener-bener ngerasain jadi makhluk individualis. Aku tahu manusia itu punya dua sisi kehidupan, manusia sebagai makhluk sosial dan manusia sebagai seorang individu. Kedua peran itu harusnya bisa berjalan beriringan. Sebisa mungkin kepentingan pribadi kita tidak mengganggu kepentingan orang lain. Dalam arti kata lain, tidak mengganggu peran kita sebagai makhluk sosial, makhluk yang gak bisa hidup tanpa orang lain.

Sampe detik ini, rasanya aku belum pernah ngerasain bener-bener jadi makhluk individual, yang benar2 cuman berorientasi sama diri sendiri. Dari dulu sampe sekarang, aku masih tinggal sama orang tua, dengan kakak-kakak yang juga masih satu rumah. Berada dalam lingkungan yang cukup rame (menurut aku) membuat aku menjadi lebih mudah melewati hidup ini. Bukan berarti hidupku tanpa masalah. Tapi…..kebersamaan dan dukungan dari lingkungan membuat aku lebih kuat menghadapi berbagai masalah.

Begitu juga dengan teman. Sampe jadi dokter satu setengah tahun yang lalu, rasanya aku selalu dikelilingi teman-teman yang baik dan saling mendukung. Itu semua ngebuat, aku juga jadi kuat menghadapi segala sesuatunya. Bisa berbagi cerita, kesedihan, kesenangan, apapun rasanya bisa dibagi bersama dengan mereka.

Tapi sekarang?? Rasanya aku sedang dalam fase “merasa sendirian”. Bukan dalam arti kata harfiah. Mungkin memang kondisinya harus seperti ini ya?? Mulai menentukan jalan sendiri, mulai mempertimbangkan segala sesuatunya sendiri, dan juga mulai mengedepankan kepentingan (baca: ego) sendiri.

Dalam jenjang pendidikan yang sedang aku ambil sekarang, aku cuman bertiga. Dan entah kenapa rasanya tidak semua bisa kubagi. Beberapa hal sepertinya lebih baik kusimpan saja sendiri, toh tidak menyangkut orang lain. Asal tugasku selesai, udah cukuplah buat aku. Asal semua tindakanku tidak merugikan orang lain, udah cukup juga lah. Dan anehnya, kok sekarang jadi merasa lebih egois aja. Mau ngelakuin apa2, ngeliat kepentingan diri sendiri dulu. Menguntungkan gak nih buat aku??

Dan yang ngebuat semua jadi tambah “parah” adalah beban kerja yang juga gak sedikit. Seringnya ngerjain tugas “kejar tayang”, ngebuat aku merasa “autis” dari dunia sekelilingku. Bahkan bisa sampe gak tahu kabar terbaru di rumah, padahal tiap hari pulang ke rumah. Aku sama sekali gak suka sama kondisi itu. Jadi merasa egois banget dan gak bersosialisasi. Tapi yah….mau gimana?? Kondisi memaksa semua jadi seperti ini. Mudah-mudahan aja ini tidak berjalan terlalu lama. Kondisi 3 bulan seperti ini, rasanya sudah lebih dari cukup.




February 2010
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728