Aku pernah berburuk sangka dengan seorang teman. Aku menuduh dia hanya menghubungiku ketika dia sedang susah, dan butuh teman untuk berbagi keluh kesah. Dia….seorang teman dekat….yah…dulu pernah dekat, tapi sekarang? Tak sedekat dulu mungkin ya? 🙂
Ketika waktu memisahkan kami. Kesibukan menjadi alasan. Teman-teman, hobi, dan cerita baru mengisi hari-hari yang kami lewati masing-masing. Terkadang aku ingin tahu kabarnya. Tapi….seringkali juga aku begitu kuat menjaga gengsi. Ah….biar dia duluan yang menghubungi, begitu pikirku. Sampai suatu ketika, kami terlibat suatu pertengakaran, dan keluarlah kata-kata itu dari mulutku,”lo cuman ngubungin gue kalo lagi susah aja kan?” Mungkin dia kaget ya mendengar kalimat itu bisa muncul dari mulutku. Entah apa yang memicuku bisa berkata seperti itu. Rasa kesal? Cemburu? Sebal? Hingga beberapa hari kemudian, akhirnya aku meminta maaf, dan berkata,”Hm…jadi kita gak marahan lagi ya?”. Dan dia hanya membalas,”Gue gak pernah marahan sama lo kok.”
Hingga pada suatu ketika dia sakit, dan menelponku di waktu yang tidak biasa, aku tersentak dari tidurku dan sesaat bingung. Setelah cerita yang tak panjang, aku memberikan sedikit ilmuku, dia merasa tak enak dan berkata “maafin gue ya, gak pernah ngasih kabar, sekalinya ngasi kabar kok pas gue sakit”. Aku cuman bisa tersenyum di balik gagang telpon. Sejak itu aku sadar. Aku tak ingin lagi punya pikiran jelek tentang dirinya. Ada istilah mantan pacar, tapi tak pernah ada istilah mantan teman atau sahabat. Entah apakah memang aku yang benar atau memang kondisinya yang sudah berbeda, tapi dia tetap teman yang kukenal. Teman….yang akan selalu kutunggu saat suka ataupun duka.