Patah hati, mungkin sedang menjadi topik hangat belakangan ini dalam pembicaraan antara aku dengan temanku. Hm…bukan topik yang menyenangkan, tapi selalu menarik untuk diperbincangkan. Bukan begitu? 🙂
Aku punya pendapat sendiri soal si patah hati ini. Menurutku keadaan ini hampir mirip dengan self-limiting disease. Patah hati bisa sembuh seiring dengan waktu. Bisa jadi sembuh lebih cepat. Tapi bisa jadi lebih lama, tergantung ketahanan masing-masing orang. Sama kan, seperti self-limiting disease, yang kecepatan sembuhnya tergantung pada imunitas si penderitanya. Kalo toh ada obatnya, itu cuman membantu menyembuhkan. Tapi bukan terapi definitifnya. Karena sebenarnya yang bisa menyembuhkan hanya waktu dan diri sendiri. Asal jangan sampai terjadi komplikasi, rasanya cukup dengan menjaga ketahanan penderitanya.
Tapi lain halnya dengan temanku. Menurut dia, si patah hati ini ada obatnya. Dengan kita tertarik pada orang lain, itu bisa menyembuhkan patah hati. Wah, aku sih kurang setuju ya dengan pendapat ini. Gak setuju sama sekali malahan. Gak segampang itu lho cari pengganti yg sudah hilang. 🙂 Cari pacar kan gak sama kayak beli sayuran di pasar. (perumpamaannya ga banget yak??) Dan dari pengalamanku, bisa kok sembuh dari patah hati tanpa ada penggantinya.
Jadi….intinya, kenapa yang lama masih harus kebayang-bayang?? Mendingan cari yang baru kan?? (ha….ha gak nyambung antara isi ama kesimpulan….. :-D)